Sabtu, 23 April 2011

2.3.2  Gejala Klinis Filariasis Kronis
Berupa pembesaran yang menetap (Elephantiasis) pada tungkai, lengan buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
           

2.4       Pencegahan Filariasis di Indonesia
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan :
a.                   menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur
b.                   menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk
c.                   menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker
d.                  mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, atau dengan cara memberantas nyamuk; dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk; membersihkan semak-semak disekitar rumah.

2.5       Pengobatan Filariasis di Indonesia
            Pengobatan filariasis dapat dilakukan dengan cara :
1.            Pengobatan Masal
Dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing dapat diberikan Paracetamol. Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang ditunda selain usia ≤ 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita penyakit berat.
2.            Pengobatan Selektif
Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria < 1% (non endemis)

3.            Pengobatan Individual (penderita kronis)
Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10 hari sebagai pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang bengkak.




BAB III
PENUTUP


3.1         Kesimpulan
1.    Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi.
2.    Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut. Siklus Penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
3.    Pencegahan adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector).
4.    Pengobatan secara massal dilakukan didaerah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5-10 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan Parasetamol; dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ); pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 % ; secara individual / selektif; dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan kasus.
3.2               Saran
Sebaiknya masyarakat memiliki perhatian khusus terhadap penyakit filariasis. Misalnya dengan melakukan tindakan pencegahan seperti :
a.    Melakukan pemeriksaan ANC pada ibu hamil
b.    Menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur
c.    Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk
d.    Menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker
e.    Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk
f.     Memberantas nyamuk ; dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk; membersihkan semak-semak disekitar rumah.
g.    Makan makanan yang bergizi agar daya imunitas kita tidak menurun.





LAMPIRAN 1


Tabel 1. PENYEBARAN GEOGRAFIK VEKTOR FILARIASIS DI INDONESIA
Spesies                                   Daerah Penyebaran
Brugia malayi periodik
An.barbirostris                        -           -        -      Sul      -        -        -
An.nigerrimus                        -           -      Kal     -         -          -      -                     
Brugia malayi subperiodik
Ma.dives                              Sum       -      Kal    Sul     -        -        -
Ma.uniformis                       Sum       -     Kal      -        -      Mal      -
Ma.annulifera                     Sum       -     Kal      -        -         -        -
Ma.indiana                          Sum       -     Kal      -        -        -        -
Ma.annulata                       Sum       -     Kal      -        -        -        -
Ma.bonnae                          Sum       -     Kal      -        -        -        -
*Cq.crassipes                         -           -     Kal      -        -        -        -
Brugia timori
An.barbirostris                        -           -        -        -      NT       -        -
Wuchereria bancrofti
Cx.quinguefasciatus            -        Jawa            Kal    -        -        -          -
Cx.annulirostris                     -           -        -         -        -        -      Irja
Cx.bitaeniorrhynchus           -           -        -         -        -        -      Irja
Ae.kochi                                  -           -        -                  -        -      - Irja
An.subpictus                          -           -        -         -        -        -      Irja
An.koliensis                           -           -        -         -        -        -        -
An.aconitus                            -           -        -         -        -        -        -
An.bancrofti                            -           -        -         -        -      Mal   Irja
An.farauti                                -           -        -         -        -        -      Irja
An.punctulatus                      -           -        -         -        -        -      Irja
**Ar.obturbans                       -           -        -         -        -        -      Irja
*Cq = Coquillettida, **Ar = Armigeres
Sum = Sumatra, Kal = Kalimantan, Sul = Sulawesi, Mal = Maluku, Irja = Irian Jaya,
NT = Nusa Tenggara


 
LAMPIRAN 2
Daur hidup Wuchereria bancrofti.








LAMPIRAN 3
Penderita Penyakit Filariasis





           



LAMPIRAN 4
Daerah Penyebaran Filariasis






DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan (hal. 15-16). Jakarta: EGC.
Gibson, J.M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern untuk Perawat (hal. 50-51). Jakarta: EGC.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit (hal. 108-109). Jakarta: Hipokrates.
Hart, Tony., & Shears, Paul. 1997. Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran (hal. 276-278). Jakarta: Hipokrates.
Jawetz, Ernest., Melnick, Joseph L., & Adelberg, Edward A. 1996. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) (hal. 670-678), Jakarta: EGC.
Lynne S, Garcia., & Bruckner, David A. 1996. Diagnostic Medical Parasitology (hal. 182-201).. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid pertama (hal. 419-421). Jakarta: Media Aesculapius.
Margono, Sri S. 1998. Parasitologi Kedokteran (hal. 35-51). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Margono, Sri S. 1998. Parasitologi Kedokteran (hal. 231-235). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Mubin, A. Halim. 2007. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi (hal. 93-95). Jakarta: EGC.
Onggowaluyo, Jangkung Samidjo. 2001. Parasitologi Medik I (Helmintologi) : Pendekatan Aspek Identifikasi, Diagnosis, dan Klinik (hal. 35-48). Jakarta: EGC.
Rampengan, T.H., & Laurentz. 2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak (hal. 233-243). Jakarta: EGC.
Volk., Benjamin., Kadner., & Parsons. 1982. Essential Of Medical Microbiology. Washington East: J.B. Lippincott Company.
http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=35367

Tidak ada komentar:

Posting Komentar